30.12.13

,

Semua Demi Charger

Semuanya berawal saat kabel charger original smartphone saya (si Andro) nyaris putus gara-gara digerogoti tikus. Baru beberapa hari pasca penggerogotan, charger mulai rewel saat digunakan. Saya berencana untuk beli powerbank. Tapi, rencana itu belum terealisasi karena (ke)banyak(an) alasan. Sampai suatu hari, si charger ngambek dan nggak bisa digunakan sama sekali. Sedangkan kabel data bawaannya hilang entah kemana.

Mau-nggak-mau, saya beli powerbank kapasitas 13.000 mAh. Powerbank itu punya dua kabel, pendek dan panjang. Sialnya, kabel pendeknya rewel sehingga hanya kabel panjang yang bisa digunakan. Jadi selama beberapa bulan, si Andro hidup bersama powerbank dan sebuah kabel, tanpa charger apapun. 

Bencana datang saat powerbank sering jatuh ke lantai gara-gara banyak hal. Powerbank pun ngambek. Dia bisa digunakan untuk nge-charge, tapi nggak bisa di-charge. Saya berpikir mungkin semua itu terjadi karena kerusakan kabel. Lalu, saya berburu kabelnya dan mencobanya satu-persatu. Hasilnya, nihil. Semua kabel itu nggak bisa membuat powerbank sembuh. 

Setelah powerbank kehabisan daya, dia opname di tempat service. Dan sebagai penggantinya, saya menggunakan kabel powerbank itu untuk nge-charge si Andro. Kabel pun nggak bisa bertahan lama setelah digunakan, sehingga saya membeli kabel data sebagai penggantinya. Sementara, masalah charger pun bisa teratasi.

Tepatnya H-2 keberangkatan ke #BN2013, bencana baru pun terjadi. Entah-gimana-caranya, si Andro berendam di kubangan air bekas vas bunga yang tumpah di meja. Dan, saya baru ingat kalau penutup port charger di badan si Andro itu udah lepas. Sesuai dugaan, air merembes dengan sukses lewat port charger. Efeknya, indikator baterai saya kedip-kedip nggak jelas, si Andro pun bergetar sepanjang waktu saat di-charge. Ya, kelihatannya dia demam tinggi... *halah

Semua perangkat pendukung demi kehidupan si Andro

H-1 keberangkatan, saya membawanya ke service center. Menurut mbak-mbak disana, si Andro mengalami kerusakan gara-gara kemasukan air. Perbaikan butuh waktu 4 hari. Kemungkinan kerusakan bisa pada baterai maupun port charger. Karena nggak memungkinkan untuk hidup tanpa dia selama di Jogja, saya nggak setuju buat melakukan perbaikan. Saya ambil kesimpulan pertama, anggep baterainya rusak. Saya beli baterai double power, dan kabel powerbank baru untuk jaga-jaga selama perjalanan. 

Diperjalanan, mendadak si Andro nggak bisa di-charge sama sekali. Selama 2 hari, saya hemat baterai dengan mematikan internet dan menyalin nomor hape penting sebelum si Andro tewas kehabisan baterai. Di hari terakhir di Jogja--setelah perjuangan mengotak-atik port, si Andro pun kembali bisa di-charge.
Continue reading Semua Demi Charger

24.12.13

Kopdar : Welcome to Malang ! [2/2]

Nah, disini saya akan posting tentang mereka yang datang di kopdar Malang. Sebelum itu, saya mengelompokkan mereka, biar lebih gampang diidentifikasi. *halah...

Blogger Energy (BE)
Non-Blogger Energy (non-BE)

  • Elang | Wila | Nenna | Miftah | Rizky  
  • Nizar | Penta | Bayu | Dayat | Taufan
  • Rian | Huda | Renza | Antok | Vicky
  • Nazar | Agha | Fauzi

  • Lia | Riza
  • Uci  
  • Sulis (penta's couple) 
  • Bangga (wila's couple)       

Nggak bermaksud meng-kotak-kotak-kan kok...yah semoga yang Non-BE bisa segera gabung di Blogger Energy juga di bulan-bulan kedepan. Oke, sekarang waktunya bahas mereka satu persatu.

mereka yang ikut kopdar Malang... *hasil cropping dari foto-foto yang ada

Awal ketemu, mereka rata-rata masih pendiam. Yah, sepertinya mungkin kebanyakan blogger emang pendiam di dunia nyata...

Continue reading Kopdar : Welcome to Malang ! [2/2]

22.12.13

The Wonder of World Costum Carnival

Ini bener-bener latepost. Iya, karena event world costum carnival ini berlangsung pada 2 November 2013, sekitar sebulan lalu. Karena beberapa hal, postingan ini baru sempat dipublish.

Event ini adalah event pertama yang saya datangi dengan tujuan "hunting foto", nggak sekedar nonton carnival-nya. Saat itu, awalnya niat berangkat sendirian dengan bawa kamera pocket. Lalu, karena berasa konyol kalau harus datang sendirian, akhirnya saya sedikit maksa buat ngajak teman. Kebetulan, teman saya itu bawa kamera DSLR. Dengan murah hati, dia meminjamkan kameranya dan membiarkan saya belajar motret menggunakan kamera itu.

Hasil fotonya...banyak yang misfocus --> bener nggak sih tulisannya? Yah intinya, fotonya banyak yang nggak tepat fokusnya sehingga hasil fotonya nge-blur di beberapa tempat dan nggak terselamatkan dengan editan macam apapun.

Untungnya, ada beberapa foto yang bisa terselamatkan. Proses editing cuma dilakukan dalam koreksi warna dan cropping aja. Selebihnya, hasil motret dari saya yang super-newbie-banget dalam photography. So, just enjoy it !

Continue reading The Wonder of World Costum Carnival

18.12.13

Kopdar : Welcome to Malang [1/2]

Sejak akhir November lalu (kalo nggak salah), Elang udah semangat banget buat mengadakan kopdar regional Jawa Timur. Saat itu, kebetulan saya baru pulang dari Jogja setelah acara BN2013, dan facebook langsung banjir notifikasi tentang kopdar itu. Saya udah feeling kalo bakalan ikutan repot sebagai "tuan rumah" karena kopdarnya diadakan di Malang. Akhirnya jelas capek sih, tapi demi mereka dan BE, apasih yang enggak.. *ciee

Hari H kopdar adalah Minggu, 15 Desember 2013. Hari itu, saya berangkat gowes pagi-pagi ke CFD. Disana, saya ketemu Nenna (setelah ribet janjian), dan semenit kemudian, Nazar datang. Baru beberapa menit ngobrol bareng, whatsapp rame karena rombongan dari Sidoarjo tiba di stasiun Malang. Dan karena saat itu yang bawa "kendaraan" (gowes) cuma saya, akhirnya saya yang gowes menjemput mereka ke stasiun, lalu menemani mereka jalan kaki sampai depan pasar minggu (semacam pasar kaget). Dari situ, saya ambil jalan lain (karena nggak mungkin menembus pasar dengan sepeda), lalu menunggu mereka di museum Brawijaya.

Saya akhirnya sampai di museum Brawijaya (setelah mampir di arena CFD buat menjemput Nenna, Nazar, serta Agha dan Penta yang baru datang), lalu gabung bareng Nizar, Kiky, dan Uci yang datang satu persatu ke museum. *huft
 

Jam 11.00, semua udah kumpul di museum dan tinggal nunggu rombongan Wila dan Elang yang masih perjalanan motoran ke Malang. Selama nunggu, kita sempat foto-foto bersama rombongan badut Winnie the Pooh, Spongebob, dan Poo Kungfu Panda. 

Setelah sekitar 30 menit nunggu, kita memutuskan untuk masuk ke Museum Brawijaya. Disana, (seperti biasa), agendanya adalah foto-foto sampai puas. Tapi, karena rombongan Wila dan Elang (yang bawa banner) belum datang, akhirnya kita foto-foto tanpa banner. 


Foto tanpa banner

Jam 12.00, rombongan Elang dan Wila datang, lalu kita foto-foto sebentar dengan banner yang mereka bawa, dan lanjut istirahat.

foto bersama banner

Tujuan selanjutnya adalah MOG, dan saat kita siap-siap ke MOG malah..hujan...deres. Sialnya,  kita "tuan rumah" (saya, Nenna, dan Elang) nggak nyiapin plan B buat acara apa-gitu selama nunggu hujan reda. Untungnya, Wila punya ide buat semacam game, yang akhirnya dimodifikasi dengan truth or dare. Game ini lumayan bisa mencairkan suasana buat bikin kita saling mengenal lebih dalam... *tsaahhh...

 

Hujan (hampir) reda jam 12.30. Kita menuju ke lantai 4 MOG yang luas, lalu berpencar buat sholat dan makan siang, plus bagi-bagi stiker Blogger Energy yang udah dibuat. Setelah istirahat, Agha, Nazar, Penta, Nizar, Wila dan sepupunya pulang. Jam 16.00, acara dilanjutkan dengan sharing tentang blog, cinlok, dan saran-saran evaluasi kopdar. Saya bersyukur karena sesi sharing nggak garing walaupun tema sharing itu dibuat dadakan, dan butuh usaha keras untuk membuat mereka yang aslinya pendiam jadi "bisa ngomong".  Saat acara baru berjalan beberapa menit, Elang pulang.

suasana sharing di MOG lantai 4

Acara sharing selesai jam 18.00. Kami semua pulang dan saya sangat-capek. Capek gowes, capek memikirkan ide buat sharing, dan capek mengkoordinir semua orang agar nggak merasa terlantar selama kopdar. Tapi, saya lega-banget karena meskipun belepotan, acara kopdar bisa berjalan (hampir) sesuai ekspektasi kalian. Saya juga minta maaf karena nggak sempat mempersiapkan acara dengan matang. Maklum, tingkat kesibukan menjelang kopdar sedang tinggi-tingginya... *soksibuk

foto terakhir sebelum (semuanya) pulang

Saat semua udah pulang, saya baru sadar kalau 50% dari foto-foto di kamera saya hilang. Dan yang hilang adalah foto-foto bagian awal kopdar, termasuk saat foto-foto bareng badut. Arghh.... rasanya pengen nangis. *nyesek

Makasih banget buat semua yang udah datang, dan jangan kapok buat ikutan kopdar lagi. Oiya, profil dan kesan saya tentang semua yang datang di kopdar akan saya buat di postingan selanjutnya. So, waiting for the next post ya... *winking

Next part >> Welcome to Malang [2/2]
Continue reading Kopdar : Welcome to Malang [1/2]

14.12.13

Kopdar : 364 Kilometers for Friends


Kenapa judulnya dibuat gitu...? Iya, karena demi bisa ketemu mereka-mereka ini, saya harus menempuh jarak 364 km dari Malang ke Jogja pada acara #BN2013 beberapa minggu yang lalu. Selama dua hari di jogja, saya "beredar" bareng mereka dalam hal berburu makanan, jalan kaki berpindah-pindah tempat, dan berbagi kamar dalam semalam. Eeaaaa...

Continue reading Kopdar : 364 Kilometers for Friends

13.12.13

Love is (too) Complicated [2/2]

Akhirnya, suatu hari B membuat kesalahan yang cukup fatal. Hal inilah yang dimanfaatkan A untuk memutuskan hubungan dengan B. Hubungan mereka pun berakhir, dan C masih nggak tahu tentang semua itu.

Sampai beberapa hari pasca putus, B masih tetap memberikan perhatian pada A, bahkan mengajak balikan. A menolak untuk balikan, tapi tetap menanggapi perhatian dari B. Dan dalam hitungan minggu, hubungan mereka dekat lagi. Mereka sering saling meng-kode melalui sosial media. Hal ini memancing kecurigaan C. Lalu entah bagaimana caranya, A “berhasil” meyakinkan C bahwa mereka sudah nggak berhubungan dekat. Masalah pun bisa dianggap selesai.

Belakangan, C sering sibuk dengan urusannya sehingga terkesan dingin dengan A. Celah ini membuat hubungan A dan B makin dekat, seperti saat mereka masih pacaran. A sudah berusaha menjauhkan B dari kehidupannya. Tapi saat merasa kesepian, A nggak bisa menahan diri untuk nggak bermain kode ataupun menghubungi B. Sampai sekarang, A masih sangat-dekat dengan B, dan C masih sering sibuk dengan urusannya.

Cerita ini belum berakhir, dan sepertinya masih sulit untuk benar-benar berakhir. Karena menurut pengakuan A, dia masih sayang dengan B. Sebenarnya A mengerti bahwa tindakannya salah, tapi dia juga nggak bisa benar-benar melepaskan B. Sedangkan C lebih terkesan cuek dalam menjalani hubungan, sehingga keyakinan A untuk berkomitmen dengan C pun menipis.  Such a complicated.
Apa se-begitu susahnya melepaskan masa lalu demi komitmen masa depan yang dibangun bersama pasangan…? 
Mungkin “iya”, saat pasangan nggak bisa memberikan keyakinan bagi kita untuk mempertahankan komitmen itu. Mungkin “nggak”, saat kita mampu menyadari bahwa masa lalu adalah hal yang nggak baik untuk masa depan. Apapun yang terjadi, yang terpenting adalah jangan sampai kehilangan masa depan hanya demi masa lalu yang (seharusnya) sudah berlalu.

Cinta itu kadang rumit, dan bisa menjadi lebih rumit lagi saat kita melibatkan orang ketiga, atau orang-orang lainnya dalam suatu hubungan. Keluarga, teman, maupun orang ketiga (selingkuhan, mantan, atau apapun bentuknya) mungkin bisa terlibat dalam suatu hubungan. Tapi, pusat kendali utama adalah dua orang yang menjalani hubungan. Jika setiap pasangan nggak bisa bekerja sama untuk mengendalikan, maka keadaan akan menjadi rumit dan serba-salah. Ya, love is complicated. And it became more complicated when you dragged more than two people into the line. 


Cerita sebelumnya di : Love is (too) Complicated [1/2]
Continue reading Love is (too) Complicated [2/2]

4.12.13

Kopdar : #BN2013

Acara kopdar Blogger Nusantara 2013 di Jogja yang saya ikuti ini digelar selama dua hari, yaitu pada 30 November - 1 Desember 2013. Pesertanya, hampir semua "perwakilan" dari semua daerah di Indonesia numpuk disini. Dan, meskipun acara utama batal digelar di keraton, tapi acara penggantinya cukup seru dan... menguras tenaga, banget...

Acara yang akan digelar di keraton akhirnya diganti acara seminar dan pagelaran budaya di Joglo Abang. Siang hari diisi seminar, talkshow bareng blogger-blogger sukses, dan ajang promo produk sponsor. Mulai sore, ada pagelaran budaya yang diisi tarian-tarian daerah, dan pentas seni dari warga sekitar. Acara ini juga jadi buruan para penghobi fotografi, dan fotografer (beneran) buat mengasah kemampuan mereka.

Joglo abang : pagelaran budaya tari daerah dan para pemburu foto... *apasih

Hampir maghrib, acara dipecah jadi dua, yaitu stay di joglo abang (nonton pagelaran budaya) dan tour jogja (jalan-jalan di spot utama wisata jogja). Dan, kita pilih ikut tour jogja. Peserta tour didrop di terminal bus, dan harus jalan kaki sekitar 20 menit buat sampai di Alun-alun keraton, dan 30 menit untuk sampai di kawasan malioboro. Kita memilih main ke alun-alun keraton, lalu keluyuran di pasar malam yang rame-banget, dan makan di angkringan. 

Tour jogja : Gedung tua, kolam pancing, pasar malam, masjid keraton, ferris wheel

Jam 10 malam, kita dijemput bus dan meluncur ke tujuan selanjutnya, desa wisata Tembi. Paginya, ada acara khusus Disability gathering berupa lomba futsal para disabilitas vs panitia yang ditutup matanya, pentas seni, bazaar produk hasil karya para disabilitas. Selebihnya, keliling desa, main ke galeri seni, dan foto di depan banner event blogger nusantara. 

Desa Wisata Tembi : Futsal disabilitas, galeri seni, bazaar, dan tujuan wisata desa

Buat urusan perut, alias soal kuliner dan makanan selama disana, bisa dibilang lumayan enak. Sebagian disediakan panitia, dan ada juga yang beli sendiri di angkringan.

Kuliner : nasi goreng mercon, nasi pecel, brongkos, nasi kucing dan kopi joss.

Overall, acaranya lumayan padat, berpindah-pindah (berasa nomaden) dan cukup bisa mengcover konsep dari acara kopdar nusantara dengan peserta yang datang dari hampir semua wilayah di seluruh Indonesia.

Peserta kopdar : sebagian kecil dan sebagian besar

Tapi, semua acara itu nggak akan seru kalau cuma diikuti sendirian (berasa foreveralone), dan siapa aja partner in crime yang nemenin saya selama disana...? tunggu di postingan selanjutnya ya... *winking
Continue reading Kopdar : #BN2013

23.11.13

Info

LOMBA MENULIS FLASH TRUE STORY: “I’M SINGLE BUT HAPPY” (DL: 24 NOVEMBER 2013)

November 22, 2013 at 5:29am
Hai… Hai… Hai… Ketemu lagi dengan saya, Risty Arvel :)

Setelah sukses menyelenggarakan Lomba Menulis Cerita Mini Horor Dan Horor Komedi “Thirteen Gost”, dalam hal ini, saya bermaksud menyelenggarakan lomba menulis lagi, dengan tema yang lebih menarik dan lebih menantang. Sebagai gambaran singkat, lomba menulis yang saya selenggarakan di bulan ini berkenaan dengan jomblo dan single parent.

Ya, bagi sebagian orang, “JOMBLO” merupakan kutukan dan jadi bahan ledekan. Tapi, sebenarnya menjadi jomblo itu tak ada salahnya. Dalam artian positif, mereka yang menjomblo pastinya memiliki waktu lebih banyak untuk berkarya, berprestasi atau pun beribadah.

Sama halnya jomblo, “SINGLE PARENT” pun merupakan momok yang menakutkan bagi sebagian orang dan menimbulkan cibiran. Padahal seorang single parent adalah seorangsingle fighter dan orang yang mampu membagi waktu sebagai orangtua tunggal sekaligus pengasuh.

Berdasarkan penjelasan di atas, saya selaku penanggungjawab ingin mengajak saudara/i dan bapak/ibu sekalian untuk saling berbagi, saling memotivasi dan saling menginspirasi dalam Lomba Menulis Flash True Story bertema: “I’M SINGLE BUT HAPPY”.

Adapun persyaratan lomba sebagai berikut:
  1. Lomba terbuka untuk umum.
  2. Lomba dibuka dari tanggal 28 Oktober  sampai dengan 24 November 2013 (pukul 23:59 WIB).
  3. Membagikan info lomba ke minimal 25 teman facebook, twitter, atau posting di blog pribadi (pilih salah satu).
  4. Like FansPage “Penerbit Meta Kata”
  5. Naskah dalam bentuk Flash True Story atau berdasarkan kisah nyata, baik yang dialami penulis maupun orang lain di sekitar penulis.
  6. Panjang naskah maksimal 500 kata, ditambah biodata narasi maksimal 50 kata (lengkapi dengan akun facebook dan alamat email). Naskah dan biodata narasi tidak boleh dipisahkan.
  7. File naskah menggunakan format Ms. Word 2003/2007, A4, Time New Roman 12pt, spasi 1.5cm, batas margin rata-rata 3 cm (1,18 inci) untuk setiap sisi.
  8. Naskah yang sudah memenuhi persyaratan di atas, dikirim ke email: arvelristy13@gmail.com (berupa attachmant, bukan di badan email).
  9. Tulis subjek email dan nama file: SINGLE_JUDUL NASKAH_NAMA PENULIS.
10.  Setiap peserta hanya boleh mengirimkan satu naskah terbaiknya
11.  Akan dipilih 5 (lima) naskah pemenang yang akan mendapatkan hadiah berikut:
Pemenang 1 : Pulsa Rp 25.000 + Voucer Penerbitan Senilai Rp 150.000 + E-sertifikat
Pemenang 2 : Pulsa Rp 20.000 + Voucer Penerbitan Senilai Rp 150.000 + E-sertifikat
Pemenang 3 s.d. 5 : Voucer Penerbitan Senilai Rp 100.000 + E-sertifikat
#Catatan: Hadiah dalam bentuk VOUCER PENERBITAN, hanya berlaku selama 6 bulan setelah pengumuman pemenang dan tidak dapat diuangkan juga tidak dapat digabungkan dengan voucer lainnya.
12.  Selain naskah pemenang, juga akan dipilih puluhan naskah nominator yang akan dibukukan bersamaan dengan naskah pemenang dan setiap nominator akan mendapatkan diskon 10% s.d. 20% dalam pembelian buku terbit.
13.  Hasil lomba akan diumumkan pada tanggal 01 Desember 2013

Oke, Selamat berkarya….

Salam,
a.n.
Penanggungjawab

(Risty Arvel)

Continue reading Info

11.11.13

A Sunny Sunday

Jadi ceritanya, suatu hari kita berlima (Saya, Ajeng, Intan, Salman, El) janjian buat olahraga bareng di Lapangan Rampal, Malang. Kita janjian hari Minggu, jam 05.30. Lalu seperti biasa, semuanya telat dan kita baru benar-benar kumpul jam 06.30 di lokasi. Kita ke lokasi dengan cara masing-masing. Saya gowes dari rumah, Salman jogging kosan-lokasi  selama hampir 1 jam (wuih...), Ajeng bersama sepeda motornya, dan El yang juga gowes, dari kosan.

El, Salman, Ajeng, Intan, Saya

Sementara Intan batal ke Rampal karena bangun kesiangan. Ya, dia baru bangun jam 08.00 setelah nggak bales chat dan nggak angkat telpon dari kita. -____-

Foto ini diambil saat Intan (sepertinya) masih tidur pulas dirumah

Foto yang (sepertinya) bagus untuk dijadikan suatu cover-apa-gitu...

Setelah capek olahraga bareng (dan foto-foto), jam 08.00 kita memutuskan untuk lanjut jalan-jalan ke Car Free Day (CFD), Ijen, Malang. Saya boncengan sama Ajeng, Salman gowes pake sepeda saya, dan El tetap gowes dengan sepedanya. Sementara itu, Intan langsung menyusul dari rumah, dan kita ketemuan di lokasi. Saya dan Ajeng sampai di CFD duluan, lalu El sampai, dan Salman sempat hilang entah-dimana. Kata El, Salman nekat gowes menembus keramaian pasar kaget di arena CFD. Masalahnya, saat itu hp Salman dititipkan di kita, jadi kita nggak bisa menghubungi. Setelah Intan datang, kami berlima mencari Salman. Dan untungnya, Salman bisa ditemukan dengan cepat.

Di CFD, kita berlima berhenti di stand orang-orang yang hobby memelihara ular. Kita pinjam ular yang beratnya 10kg untuk berfoto-foto. Meskipun awalnya sempat takut-takut gak jelas, tapi akhirnya kita malah keterusan buat foto bareng si ular.

Foto dengan ekspresi yang nggak-karuan gara-gara ular

Setelah ular, kita berfoto-foto dengan badut berkostum Winnie the pooh. Salman dan El ngotot nggak mau berfoto bareng. Selain karena nggak ada tripod, sepertinya mereka udah punya rencana lain untuk berpose bersama si pooh. Akhirnya saya, Intan, dan Ajeng berfoto duluan bersama si Pooh. Selanjutnya, Salman berfoto sendirian dengan pose "sedang di-pukpuk", lalu El dengan pose "berpelukan" ala teletubbies.

Foto-foto bersama Pooh, cahaya-nya kacau balau... *sigh

Setelah puas di CFD, kita lanjut ke Museum Brawijaya, Malang. Disana, kami melihat-lihat senjata perang jaman dulu yang (katanya) bisa bergerak sendiri pas malam hari, semacam angker. Karena baterai kamera sudah menipis, setelah selesai berfoto-foto sedikit, kita langsung memutuskan untuk pulang. Kita juga membuat banyak rencana untuk liburan bareng, dan semoga rencana-rencana itu bisa kesampaian. Anyway, thanks for the day, guys-girls... 



Continue reading A Sunny Sunday

5.11.13

PKK : Cerita ABG : Karena Mereka Berbeda

Lingkungan kerja saya sangat dekat dengan para ABG dan semuamasalah yang membelitnya. Ya, saat ini saya kerja sebagai guru di sebuah SMK.

Murid-murid saya bisa dibilang termasuk kategori "super". Memang mereka bukanlah separah remaja yang sering terlibat masalah video porno, narkoba dan semacamnya. Tapi kebanyakan dari mereka seenggaknya pernah menghadapi masalah yang berat, bahkan sangat berat, mirip yang sering dialami para tokoh utama di sinetron bertema cerita ABG.

Secara umum, murid-murid kelas X yang baru masuk di tahun ajaran ini punya tingkah laku yang sangat sulit dikendalikan. Mereka sering membuat ulah dikelas, bercanda dengan cara yang keterlaluan, misalnya : hampir melempar temannya dari lantai 3 gedung sekolah, meludah di sembarang tempat, melompat pagar demi kabur dari jam pelajaran, dan berkata kasar pada guru. Parahnya, saat ditegur oleh guru, mereka hanya senyum-senyum tanpa ada rasa bersalah sama sekali.

Hubungan mereka dengan orang tua dirumah juga nggak sepenuhnya baik. Masalah semacam broken home, orang tua yang menikah lagi, dan kabur dari rumah sudah pernah mereka alami. Komunikasi antara guru-murid-orang tua pun sering menjadi berantakan. Orang tua tidak pernah tahu menahu tentang sikap anaknya yang bergejolak, bahkan informasi dari sekolah untuk orang tua pun kadang nggak tersampaikan dengan baik.

Pendidikan dan tata tertib untuk ABG yang berlangsung di sekolah kadang nggak cukup untuk membuat mereka jera, sedangkan pendidikan di rumah yang kurang akan membuat mereka selalu memberontak. Pendidikan di sekolah tanpa pendidikan di rumah nggak akan berhasil, dan sebaliknya. Untuk itu, diperlukan kerjasama yang baik antara orang tua di rumah, dan guru di sekolah.

Ya, mereka berbeda. They're not a child, and not yet an adult. Usia ABG seperti mereka memang merupakan usia yang sangat rentan. Salah penanganan akan membuat mereka semakin sulit dikendalikan. Cara terampuh adalah mendekati mereka secara personal. Saat didekati secara personal, sebagian dari mereka justru bisa sangat terbuka saat menceritakan masalah-masalahnya.
ABG seperti mereka hanya ingin didengar dan dimengerti, bukan di-judge dengan segala kenakalannya. Walaupun memang umumnya yang terlihat dari mereka hanyalah kenakalannya. 
Dalam beberapa cerita, saya bisa melihat kepribadian mereka yang lain. Kepribadian mereka yang mulai berpikiran dewasa, dan sejuta rencana mereka untuk masa depan serta membuat orang tuanya bahagia. Saya juga melihat perjuangan, pengorbanan, dan pola berpikir mereka yang kadang "dipaksa" untuk bersikap dewasa di usia mereka yang rentan.

Dulu saya berpikir bahwa cerita-cerita ABG yang ada di sinetron remaja dan FTV hanyalah fiksi yang berlebihan. Tapi saat berhadapan dengan realita di lingkungan sekitar, saya mulai percaya bahwa cerita-cerita itu juga merupakan potret nyata dari kehidupan ABG masa kini.

Dan jelas, dengan kondisi yang seperti itu akan menjadi pekerjaan rumah yang berat untuk guru dan para orang tua dalam mendidik anaknya. Bukan pendidikan yang asal-asalan, tapi pendidikan yang sebenarnya, yang akan membawa mereka menjadi pribadi yang lebih baik kedepannya.




Continue reading PKK : Cerita ABG : Karena Mereka Berbeda

3.11.13

Antara Impian dan Restu Orang Tua

Kadang dalam hidup ini semua hal nggak berjalan sesuai keinginan kita. Faktor penyebabnya bisa bermacam-macam. Salah satunya, karena orang tua kita nggak merestui apa yang kita lakukan.

Entah kenapa, saat orang tua kita nggak merestui, hal-hal yang kita inginkan / lakukan di kenyataannya nggak akan berjalan lancar, atau malah hancur berantakan. Masalah besar akan terjadi saat kita berselisih tentang beberapa hal, misalnya tentang pilihan sekolah dan kerja, pilihan pasangan hidup, dan pilihan-pilihan lain yang nggak sesuai dengan keinginan orang tua kita. 

Kadang mereka bersikukuh bahwa pilihan merekalah yang terbaik. Terbaik untuk mereka (pastinya) dan terbaik untuk kita (seharusnya). Dan jelas, saat mereka sudah menentukan pilihan, kemungkinan besar pada akhirnya kita hanya bisa pasrah dan menurut. 
Kalau kita dituntut untuk selalu membahagiakan orang lain-terutama orang tua, lantas kapan kita bisa membahagiakan diri sendiri? -Someone, on her FB's status-
Mungkin ada benarnya. Saat kita memutuskan untuk menuruti satu persatu keinginan orang tua kita, secara nggak langsung mungkin kita udah kehilangan banyak waktu yang seharusnya bisa kita gunakan untuk mewujudkan impian kita sendiri. "Cuma segitu aja kok yang diminta orang tua. Lakukan aja, demi mereka. Kan selama ini mereka sudah melakukan yang lebih banyak untuk anaknya." Dan selanjutnya, kita diarahkan untuk menyerah.

Kesannya  kejam juga sih, karena memang sebesar apapun pengorbanan seorang anak, nggak akan pernah cukup untuk membalas jasa orang tuanya. Atau mungkin, sebagian orang berpikir "Turuti saja orang tuamu, toh kamu juga nggak bisa memastikan apakah pilihanmu tepat,". Iya, memang. Tapi sialnya, kita juga nggak bisa memastikan apakah pilihan orang tua kita juga tepat kan..?
Kalau orang tua udah nggak menyetujui, ya "kita bisa apa"... ?
Di situlah masalahnya. Ada kalanya kita nggak bisa menentang keinginan mereka. Di kenyataannya, hanya sedikit anak yang berani mendobrak batas dan menentang keputusan orang tuanya. Mereka nekat melakukan apa yang menjadi impiannya, meski tanpa restu dari orang tuanya. Sebagian memang berhasil, bahkan bisa membuktikan dan membuat orang tua mereka bangga. Tapi sebagian lagi memilih untuk menuruti keinginan orang tua, dan mengubur impian mereka dalam-dalam, karena mereka sadar bahwa kenyataan juga nggak berpihak pada mereka. Sakit, pasti.

Continue reading Antara Impian dan Restu Orang Tua

26.10.13

And They Grow Up [1/3]

Saya sering diminta teman-teman untuk mendesign logo yang akan mereka gunakan di berbagai kepentingan. Umumnya mereka ingin membuka suatu usaha bisnis kecil, dan membutuhkan logo awal yang eyecatching demi menarik minat konsumen. Memang nggak semua logo yang saya buat akan dan selalu mereka gunakan untuk selamanya. Tapi seenggaknya, because of the logos, they grow up. Seenggaknya, logo yang saya buat bisa membuat mereka lebih semangat dalam mengembangkan usahanya. 
So, just grow up, guys. With or without my design, I'm still proud of you.
Every logos has a special point, special meaning of the design, and special power that led them to the door of success. Jadi sebisa mungkin, saya nggak akan "menjual" atau menduplikasi design logo yang pernah saya buat untuk kepentingan pihak-pihak lain. Berikut adalah beberapa contoh logo yang pernah saya buat untuk mereka.

Salman El Farisi Photography


Awalnya, saya hanya diminta mendesign logo diatas yang dibuat beberapa bulan lalu. Tapi, sekarang logo ini nggak digunakan lagi karena dia bergabung bersama teman-temannya membentuk suatu brand baru bernama widecat photography. Meskipun baru terbentuk, mereka cukup profesional dalam menangani permintaan client. Berikut adalah hasil karya mereka yang digunakan dalam berbagai bidang dan kepentingan.

Prewedding-wedding photoshoot

 

Product photoshoot
   
 

Baby and narcism photoshoot

 

Untuk yang sedang butuh jasa fotografi dalam berbagai kepentingan, dan berniat menggunakan jasa mereka, silahkan booking disini.

Next logos >> And They Grow Up [2/3]
Continue reading And They Grow Up [1/3]

19.10.13

Love is (too) Complicated [1/2]

It wasn't my story. It was A's love story. Ini bukan pengalaman pribadi saya, tapi ini adalah pengalaman seseorang, yang dia ceritakan kepada saya. Dan dia setuju jika pengalamannya dijadikan bahan postingan blog ini... *asikkk...

A ditinggal B, pacar yang sangat disayanginya. Then the time moved, A sudah berpacaran dengan yang baru, yaitu C. Everything was fine, sampai suatu saat B kembali, minta maaf dan menganggap bahwa dia masih berpacaran dengan A. Bahkan orang tua B sengaja "menitipkan" anaknya kepada A sampai suatu saat mereka siap menikah.

Entah kenapa, saat itu A malah mengiyakan dan nggak jujur dengan kondisinya yang sudah berpacaran dengan orang lain. Mungkin sungkan dengan orangtua B, atau karena alasan lain. Akhirnya, A melanjutkan hubungannya dengan B, dan tetap berpacaran dengan C.

Hubungan A dan B berjalan baik. B memperlakukan A dengan sangat-baik, dan sebaliknya. Sebenarnya, A hanya sekedar sungkan atau "berbaik hati" dengan tetap menjalani hubungan bersama B. Kebaikan hati ini jelas di-salah-artikan oleh B yang berpikir bahwa A masih sangat mencintainya.

A sudah berniat untuk mengakhiri hubungannya dengan B, tapi melihat sangat-baiknya sikap B, dia jadi nggak tega dan bingung tentang bagaimana-cara untuk memutuskan hubungan. Sehingga, A masih menyusun strategi tentang cara-ngomong yang baik agar B nggak terluka terlalu parah. Dan jelas, C nggak tau apa-apa tentang masalah ini.
Somehow we had gone so far into someone's life through the relationship, so that we couldn't find a way to end it up.
Kadang kita masuk terlalu jauh ke dalam kehidupan seseorang, sampai kita nggak menemukan cara untuk keluar dari kehidupan orang itu. Kadang kebaikan yang kita lakukan bisa menumbuhkan harapan tinggi di hati seseorang, sampai kita nggak sanggup untuk memenuhi harapan itu. A sudah masuk terlalu jauh dan memberi harapan di kehidupan B, sementara B sudah terlanjur menaruh harapan yang sangat tinggi terhadap hubungannya dengan A.

Saya nggak ngerti dengan jalan pikiran A. Bukankah lebih baik jujur dari awal, walaupun itu semua akan menyakitkan buat B dan keluarganya. Kejujuran itu menyakitkan, dan lebih menyakitkan lagi saat kejujuran itu datang terlambat. Tapi menurut A, dia punya alasan kuat untuk nggak jujur pada saat itu. Dan di waktu yang tepat (nanti), dia baru akan jujur tentang semuanya. Sampai sekarang, A masih mencari "waktu yang tepat" itu.

Untuk apa menunggu dan mencari, toh pada akhirnya seseorang nggak akan pernah bisa siap untuk dipisahkan dengan orang yang dia cintai. Dan cepat atau lambat, siap atau nggak siap, B pasti akan terluka. Di waktu yang tepat, maupun waktu yang salah.
Bukankah se-siap apapun, pada kenyataannya nggak akan ada orang yang benar-benar siap untuk menerima sebuah perpisahan...? Dan bukankah sebenarnya, sampai kapanpun-nggak akan pernah ada waktu yang tepat untuk suatu perpisahan...? Entahlah...

Waiting for the next >> Love is (too) Complicated [2/2]
Continue reading Love is (too) Complicated [1/2]

14.10.13

A Day in Graduation Day

Sabtu 12 Oktober kemarin, saya dan Tata datang ke wisudanya Dilla, one of our high school's best friend. Sebenernya kita rencana datang bertiga (saya, Tata, dan Herny). Tapi karena ada acara di luar kota, Herny nggak datang. Akhirnya saya dan Tata yang datang berdua. Kita datang ke Graha Cakrawala UM (lokasi wisudanya) sekitar 1 jam sebelum acara selesai, karena alasan klasik, males kalo sampai kena macet gara-gara wisudaan.

Karena acara wisudanya belum selesai, kita berburu oleh-oleh dulu buat Dilla. Kita keliling pelataran Graha Cakrawala (Graca), lalu beli buket bunga dan...balon. Iya, rencananya beli balon yang polos dan berwarna. Tapi karena nggak ada, akhirnya kita beli dua balon yang berbentuk... zebra dan angry bird. Dua bentuk yang nggak-nyambung kalau disatuin... *abaikan.

Balon zebra itu cukup merepotkan Tata. Pas "sesi" foto-foto di depan Graca, balon itu "bertingkah". Akhirnya selama berfoto, Tata malah ribet "mendiamkan" si balon. Kebalikannya, balon angry birds yang saya pegang justru "sangat-diam". Hasilnya, di semua foto terlihat kalau balon itu stuck di posisi yang sama.


Saya dan Tata ngerasa sangat-ribet saat bawa balon itu berdesak-desakan di depan pintu gedung demi nungguin para wisudawan (termasuk Dilla) keluar dari Graca setelah acara selesai. Tapi, saya akhirnya bersyukur karena ternyata balon angry birds itu sangat berguna buat ngumpetin muka dari orang-orang yang nggak-ingin-saya temuin disana. Semoga saat itu mereka-emang nggak melihat saya ngumpet dibalik balon.

Continue reading A Day in Graduation Day

13.10.13

17:17

"Don't you afraid of losing?"

"Ya, but it's okay,"

"It's okay? You and me, we have an experience of losing someone. Did you still remember how the world had fallen apart at that time?"

"I knew it. Of course, I'm still afraid of losing. That was the risk of some-kind-of-relationship. Separation, a sad ending.  "

"Then, what's for that kind of relationship?"

"For a seriousness, I thought,"

You didn't even look into my eyes when you answered. I knew that deep inside, you had no faith with your answer. And maybe, you had no faith of being with her.
I love you, even someday you're not going to love me anymore.
That was a message from her, with some sweetness things. You read it for a while, and didn't reply to her.

All of your pictures with her in your phone, those kind of smiles in the photos, the coldness in your answers, and the way you let me borrow your private phone without saying anything.

And 17 : 17. I still couldn't understand your feelings at all.
Continue reading 17:17

12.10.13

,

Sebuah Kebanggaan

Kebanggaan adalah perasaan yang dirasakan saat seseorang berhasil meraih suatu hal yang diinginkan. In general, Kebanggaan tiap orang berbeda-beda menurut tingkatan dalam perjalanan hidup.

Saat masih balita, kebanggaan bisa didapat saat mulai bisa berbicara, mulai bisa berjalan, dan mulai merespon apa yang ada di sekitar. Saat anak-anak, sekitar usia sekolah, kebanggaan bisa berupa rasa bangga saat mendapat ranking 3 besar di kelas, atau saat terpilih mewakili lomba-lomba antar-pelajar. Saat remaja, kebanggaan bisa didapat saat seseorang mulai mengenal cinta. Di masa itu, kebanggaan seringkali muncul saat berhasil-pacaran dengan idola sekolah, atau cowok-cewek populer. Kebanggaan berlanjut saat berhasil masuk di perguruan tinggi impian, lulus kuliah dengan hasil yang memuaskan, dan bekerja sesuai passion dan impian.

Then, the time flies. Seorang anak akan berubah menjadi sosok dewasa saat memutuskan untuk berumah tangga dan memiliki keturunan. Kebanggaan orang dewasa (umumnya) didapat melalui anaknya. Bangga saat melahirkan, saat melihat perkembangan anak, saat berhasil mendidik dan memberikan kasih sayang hingga anak beranjak dewasa.

Arti kebanggaan menurut saya adalah suatu kepuasan pribadi saat mampu membahagiakan orang lain di sekitar. Kebanggaan bisa saya dapat ketika orang-orang disekitar bisa tersenyum dan bahagia. And I got it more, when I was one of the reason of their happiness. Kebanggaan nggak menuntut orang lain untuk ikut merasakannya. Karena kebanggaan harus didapat oleh diri sendiri--dari hati, sebagai wujud dari menghargai usaha yang telah diri sendiri lakukan. Video CineUs berikut akan menggambarkan sekilas mengenai kebanggaan.


Sebuah trailer dari  novel CineUs yang menceritakan perjuangan keras seseorang untuk menang dalam Festival Film Remaja demi sebuah klub di sekolahnya.
"Melelahkan sekali kalau kita terus memikirkan pengakuan dari orang lain. Kebanggan itu disini, bukan disana." 
Saya sangat setuju dengan quote yang ada dalam trailer CineUs diatas, kebanggaan nggak harus selalu didapat dari pengakuan orang lain. Akan sangat melelahkan saat kita harus menunggu orang lain mengakui kebanggaan mereka terhadap kita. Hal ini mengingatkan saya pada qoute dari seseorang di status facebooknya.
"Jangan pernah mendengarkan omongan buruk orang lain tentang dirimu. Terlebih jika dia tak pernah memberikan sumbangsih apapun dalan rencana kesuksesanmu. Adalah bijak untuk mencari tahu lebih dalam. Mana yang benar-benar nasehat, dan mana yang hanya sekedar perkataan penghambat. "- Someone, on his fb's status.
Ya, untuk bisa meraih kebanggaan, kita harus selalu berusaha be wise for menerima omongan buruk dari orang lain. Karena nggak semua omongan buruk itu benar. Kalau kita terpuruk karena menerima mentah-mentah semua omongan mereka, kita sendirilah yang akan hancur. Dan mungkin, kita nggak akan pernah bisa merasakan banyak kebanggaan hanya karena mendengarkan omongan buruk tentang diri kita.

Kita yang jauh lebih mengenal diri kita sendiri. We--exactly, know ourself better than others. Jadi, kenali diri sendiri, hargai, and be proud of yourself.



Postingan ini diikutsertakan dalam :


Continue reading Sebuah Kebanggaan

How Much Will You Pay for The Game ?

Ini tentang seberapa kuat kita mampu memperjuangkan, seberapa banyak usaha yang kita lakukan untuk meraih sesuatu, dan seberapa besar pengorbanan kita untuk sesuatu/ seseorang yang akan (pantas) kita dapatkan. Ceritanya, saya pernah kenal dengan dua orang, A dan B.

Si A adalah orang yang baik, bahkan sangat baik ke orang-orang di sekitarnya, dan (pacar)-pacarnya. Iya, dia semacam spesies player. Saya nggak tertarik dengan sifat playernya, tapi tertarik dengan sifatnya yang sangat-berusaha-ngasih-yang terbaik buat seseorang, termasuk pacarnya. Dia adalah tipe orang yang akan melakukan sangat banyak hal demi orang yang (saat itu) dicintainya. Dia juga akan benar-benar memperjuangkan apa yang menjadi impian dan cita-citanya. Dia sering mengorbankan banyak hal untuk sesuatu yang (menurutnya) sangat berharga. Bahkan, terkadang dia nggak peduli apakah perjuangannya akan berhasil ato nggak, apakah pengorbanannya akan dihargai atau nggak, dan kadang dia nggak peduli apakah suatu saat dia akan terluka dan menyesal karena put too much effort for the wrong things.

Si B juga orang yang baik, dan penuh perhitungan untung-rugi. Dia akan baik, bahkan sangat baik ke seseorang, saat kebaikan itu nggak akan menimbulkan resiko-resiko yang suatu saat akan membuatnya terluka. Ya, dia sangat-takut terluka dan menyesal jika suatu saat (ternyata) dia sadar bahwa telah berbuat baik pada orang yang (akhirnya) menyakitinya. Dia akan melakukan sangat banyak hal untuk orang yang dinilainya tepat, memperjuangkan apa yang menurutnya layak, dan berkorban untuk hal-hal tertentu (setelah melakukan berbagai pertimbangan). Dia akan sangat mempertimbangkan semua resiko jika suatu saat perjuangan, pengorbanan, serta usahanya untuk orang lain berakhir sia-sia. Dia nggak akan terlalu-berusaha keras dalam segala hal, karena kemungkinan suatu saat akan berakhir sebagai suatu kegagalan, keputusasaan, luka, dan penyesalan.
how much will you pay for the game? kalau hidup ini diibaratkan seperti dunia game-atau semacam judi, kira-kira seberapa banyak usaha yang akan kamu (bayarkan) untuk mendapatkan apa yang diinginkan? Apakah akan mempertaruhkan semuanya? atau akan memperhitungkan segalanya lalu akan mulai bertaruh saat mendapatkan peluang yang sangat bagus?
Dari dua contoh diatas, tipe A dan B, saya nggak menilai salah satunya benar dan yang lainnya salah. Setiap orang punya hak untuk memperjuangkan, mengorbankan, dan meraih sesuatu yang menurutnya layak. Terlalu freak dengan tipe A akan membuat kita menjadi terlalu berani dan kehilangan segalanya jika nantinya hal yang kita perjuangkan nggak berjalan sesuai keinginan. Sedangkan terlalu freak dengan tipe B akan membuat kita menjadi penakut yang terlalu lama menghabiskan banyak waktu untuk mempertimbangkan banyak hal, tanpa melakukan apapun.
Semua pilihan akan ada resikonya, tapi pilih yang resikonya sanggup untuk ditanggung. 
Berjuang untuk apa yang sekiranya layak diperjuangkan. Berkorban tapi tetap menjaga agar nggak kehilangan segalanya. Jangan sampai menyesal saat kehilangan sesuatu karena nggak pernah melakukan apapun untuk memperjuangkan dan mempertahankannya. Jangan sampai menyesal karena terlalu banyak (memaksa) melakukan sesuatu sehingga kehilangan segalanya. Just be brave, and take the risk. But keep up from falling too deep.

Continue reading How Much Will You Pay for The Game ?

10.10.13

,

Crush, Time and Wedding

When you turn 20+, atau di usia mahasiswa semester akhir, pernikahan akan jadi hal yang paling sering dibahas. Jelas, karena saat kelulusan sudah didepan mata, undangan pernikahan dari teman akan bertaburan. Ditambah keisengan dan kode-kode dari teman plus keluarga dengan pertanyaan wajib "Kapan nyusul (nikah)?" atau "Mana nih calonnya? Kok belum dikenalin...". Dua pertanyaan itu udah lebih dari cukup untuk membuat kita kepikiran tentang pernikahan.
Fyi, pernikahan bukan satu hal yang bisa diputuskan atau ditentukan dengan gampang. 
Pernikahan harus diawali dengan choosing the right one. Kita harus memilih orang yang tepat untuk menikah. Hal ini nggak-semudah seperti saat memilih seseorang untuk pacaran, atau HTSan. Lebih dari sekedar crush, lebih dari sekedar pasangan yang nggak-malu-maluin untuk diajak kemana-mana, lebih dari sekedar a person to have fun with. 
We might have a crush for someone, but we might never take them to the marriage level
Dalam hidup, ada banyak orang yang hanya cocok untuk dijadikan persinggahan sementara, hanya cocok untuk dijadikan someone to wasting time with, dan hanya cocok untuk play and being played, tapi nggak-cocok-untuk-to be forever with. 


Gambar aslinya ada disini

Pernikahan adalah hal yang sakral. Sekali seumur hidup. Saat (nantinya) memutuskan untuk menikah dengan seseorang, you must be sure that he was the right one, untuk bersama menjalani pernikahan dan the rest of life. Karena nggak mungkin kalau harus menjalani pernikahan (nantinya) dengan orang yang beda prinsip, beda arah tujuan, dan beda dalam hal lain yang sulit untuk disatukan. Nggak mungkin nantinya harus menjalani pernikahan dengan orang yang difficult to share in a sad and joyous.

Continue reading Crush, Time and Wedding

4.10.13

Things Left on Last Night's Talks

Thanks for listening to all my complains. Thanks for making me believe that everything's gonna be alright. Thanks for teaching me to be wiser and be grateful for everything I have. Thanks for supporting my hobbies. Thanks for encouraging my dreams. And most of all,  thanks for making the 30 minutes that we used to share on days ago.

We're all being played by the time. With a broken me, and a healing you. They said that time healed everything. But all the things that the time did just to play with us. It played our feelings, took the space between our unfinished dreams, and trapped us in a sick-twisted situations.

We laughed, we talked, we care. Deep inside, we're afraid of losing. Lost the moments, lost the space, lost the dreams we had, and lost in time. We could see through that eyes. We need each other. So that we desperately found spaces between our crazy-full-time-things.

Just because, I need you, to complete me-in all the time of that space. I won't give you up. I would try to be fine when the time just letting him go. But if it happened to you, I'm sure I wouldn't.
Continue reading Things Left on Last Night's Talks

1.10.13

The McD's Game Questions


Ceritanya, suatu hari iseng-iseng main ke McD, dan disana dapat selembar kertas yang isinya permainan mirip monopoli, ini penampakannya :


Karena I was alone, alias sendirian (maklum jom....ah sudahlah), jadi kepikiran buat iseng jawab semua pertanyaan yang ada disitu, dan ini hasilnya :

Hukuman unik apa yang pernah kamu terima?
Kebanyakan dapat hukuman aneh-aneh pas ikut ekskul pramuka, tapi lupa apa aja hukumannya.

Momen paling memalukan di depan umum...
Jatoh dari sepeda gowes, pas ngeluarin sepeda di parkiran kampus. Banyak yang nolongin sih, termasuk... tapi... *gajelas

Guilty pleasure-mu adalah...
Pas habis ngelakuin sesuatu-yang-seharusnya-nggak-dilakukan... Guilty tapi seneng-gimana-gitu... Dulu banget sih..sekarang udah gak... *kaburrr

Warna apa yang bikin kulitmu keliatan seger...
Gak tau... kalo ini, kayaknya orang lain yang bisa jawab... *mikir

Diam-diam naksir siapa
Still, him. | "him" yang mana ? | Err...that question..^@$@*&#)($@

Kostum paling unik yang pernah kamu pakai...
Pas akhir SMA, pas lagi tergila-gila sama anime, terus iseng pinjem kostumnya cosplayer.


Continue reading The McD's Game Questions

30.9.13

September's Sweet Closing

Awalnya gak ada niat banget buat buka blog Blogger Energy dan ngelihat pengumuman pemenang awardnya. Karena beberapa alasan, kayaknya gak mungkin bisa dapet award. But, pas buka timeline, gak sengaja  ada postingan tentang award dan nemu ini :


Huaa... Seneng banget rasanya, langsung senyum-senyum sendiri gitu pas baca ini. Tapi kenapa "entah penyebab tonjolannya karena kejedot ka'bah atau gara-gara baru nelen hajaraswat" sih... jadi ngebayangin kalo bener-bener kejadian..hih.. *abaikan

Btw, makasih banget buat award kedua ini. Special thanks buat :
  • Rangers yang (kayaknya) udah khilaf ngasih award. Tapi kalau khilafnya kayak gini sih, saya seneng banget.. *sungkem
  • Para gyerz dan rangers BE yang rajin BW atau sekedar iseng main ke blog dan me-roket-kan stats di blog, yang tetep ngunjungin BE, meskipun belakangan BE sepi. But, kehadiran kalian bikin saya makin semangat main dan bikin postingan yang bagus buat di promoin di BE.
  • Para silent reader yang sering-banget ngebaca dan ber-kepo di blog. Makasih udah ngeramein stats. Sekali-kali comment juga dong. Jangan diem aja. Kan jadi penasaran "apasih yang kalian pikir tentang postingan di blog saya".
  • Selamat juga buat penerima award lain, kak Elang dan Rizky. Let's spread more energy, dan semoga gak kena kutukan award. 

Terakhir, banyak hal yang terjadi di bulan September ini. Hadiah giveaway dari wilalaland, stressful but fun pas jadi guru di sekolah, dan banyak hal baik lain yang colored this september.

Dan yang pasti, award ini bener-bener jadi sweet closing di bulan September-seperti warna awardnya yang sweety-pink itu, jadi makin cinta sama BE... :3


So, just wanna say
"Thanks a lot September... and be nice to me, October..."


Continue reading September's Sweet Closing

26.9.13

That "It Has Always Been You" Thing

Bukan. Ini bukan tentang "gak bisa move on" dan semacamnya. Tapi ini tentang karakter dan kebiasaan basic dari orang yang mungkin-nggak-akan bisa diubah.

When in love, kita seringkali berpikir untuk bisa mengubah seseorang menjadi sosok yang lebih baik. Mengubah karakter, kepribadian, dan kebiasaan buruknya. For some reasons, it may never be work on purpose. 

Ada hal-hal yang memang nggak-akan bisa diubah. Seseorang itu mungkin hanya "terlihat berubah", while in fact, mereka masih sama seperti pada awalnya, tapi hal-hal buruknya sedikit berkurang. Mereka nggak akan bisa berubah 100%, that's the fact.
"Mereka mungkin bisa berubah. Tapi itu hanya sesaat. And when they got a chance, saat ada celah, kemungkinan besar mereka akan kembali ke hal dan kebiasaan buruk yang ada dalam dirinya." - A friend of mine. 
Never put a very-high expectation that someday, they'll change for you. Hanya 1:1.000.000 orang yang benar-benar bisa berubah. Lebih baik pilih seseorang yang sudah baik dari aslinya. Karena memilih bersama seseorang tidak baik--dan berharap bahwa mereka akan bisa berubah demi kita--kemungkinan besar pada akhirnya hanya akan berakhir luka...

Continue reading That "It Has Always Been You" Thing

23.9.13

Ancient White

Foto-foto ini dibuat sekitar bulan Mei lalu, saat lagi semangat-semangatnya belajar fotografi. Lokasinya di Wisma Tumapel, suatu tempat kuno di Malang yang lumayan..ehem..angker.

Memotret dengan banyak warna putih disana-sini emang gak gampang. Susah buat mengatur exposurenya. Kadang wajah jadi gelap, kadang background putih dan langit jadi terlalu terang dan hilang warnanya. Bisa dibilang, under exposure salah, over exposure juga hasilnya berantakan... *yaiyalah.

Ini adalah beberapa hasil foto dengan Nisa. File aslinya masih berantakan, jadi ini adalah hasil yang sudah melalui proses editing mulai dari brightness-contrast, level, exposure, dan lain-lain demi memperbaiki tone warna foto aslinya yang...kacau balau.  


 


Dan yang terakhir, seperti biasa, foto bersama dengan menggunakan self timer


Continue reading Ancient White

15.9.13

September's Giveaway by Wilalaland !

Bulan September ini, wilalaland mengadakan giveaway buat ultahnya yang udah kelewat... *eh.
Syaratnya gampang banget kok, yaitu :


1. Follow her blog
Iya, giveaway ini emang khusus buat follower blognya wilaland disini...

2. Give her a birthday gift
Jadi kalian boleh ngado dia apapun, asal dalam bentuk digital. Kalian boleh ngasih gambar, nyanyiin lagu, nulis puisi, apa aja. Terserah kalian. Bikin sang permaisuri seneng lah. Nih contoh kado dari saya :


3. Setelah itu, kirim ke email  --> permaisuri.wilanda @gmail.com

4. Promosiin giveaway ini di blog kalian.

5. Komen di post tentang giveaway ini dengan menuliskan GFC dan link blog kalian. Skalian twitter kalian juga, biar gampang dihubungin kalo menang.

Nahh... Sang permaisuri bakal ambil 3 pemenang yang ngasih hadiah terbaik buat dia.
Hadiahnya : Kaos keren dari CakCuk Surabaya...wuihhh...

Deadlinenya malam ini jam 24.00 loh... So, tunggu apalagi, buruan ikutannn... !!!

Continue reading September's Giveaway by Wilalaland !

Those Who Came, and Those Who Left

Seseorang yang datang di keseharian kita, sebagai teman, sahabat, keluarga, maupun pasangan pasti akan terkena seleksi alam. Jarak, kesempatan, dan konflik sering menjadi penyebab perpisahan (sementara atau selamanya) dengan mereka. 

Nggak ada yang abadi. Begitu juga dengan kehadiran sampai kedekatan mereka di hidup kita. Yang datang dan yang pergi pasti akan terus berganti. Hari ini seseorang datang, lalu mendekat, dan beberapa saat kemudian meninggalkan. 


Awalnya memang sakit saat harus menghadapi perpisahan dengan mereka. Pihak yang ditinggalkan dan pihak yang meninggalkan bisa sama-sama merasakan sakit. Kehilangan mereka karena berbagai hal bisa sangat membekas. Tapi kalau bisa ber-positive thinking, hal ini bisa juga menjadi motivasi yang menguatkan kita untuk menjadi seseorang yang lebih baik.

Tiap orang punya "jangka waktu" untuk stay bersama  kita. Jangka waktu itu sendiri bisa ditentukan oleh takdir, keadaan, ataupun sikap kita terhadap mereka. Seseorang yang kita perlakukan dengan baik, kemungkinan akan stay lebih lama, dan sebaliknya. Namun, when the fate worked, mau-gak-mau, siap-gak-siap, kita harus menghadapi perpisahan.
Continue reading Those Who Came, and Those Who Left

12.9.13

The Day (After) You Went Away


This was the day (after) you went away. We never talked for days. I never knew about you anymore. I wanted to text you first, but something forbid me. Then I wonder that you text me first. For some reasons, I'm sure you wouldn't.

Hey, how's your day? Oh, maybe your day was brighter than me. Because you (may) had already have someone special there. It's okay for me. There were a lot of people who brightened my day. It didn't brighter than yours. But for now, it (will be) enough.

Have you healed your wound completely yet? Ya, I knew it. But you (may) had already let her go. Just like what I have done here. I had already let you go, completely. And for the wounds, let the time heal them.

Can we still be friend? Of course. In fact, we could be a best friend. We could share, everything. But not about the past. It will be better to bury, rather than to talk about it. Am I right?

Continue reading The Day (After) You Went Away