25.4.16

Addicted to You


Semuanya berawal dari kebiasaan. Iya, kebiasaan untuk saling menghubungi saat butuh lawan bicara, kebiasaan chatting sampai ketiduran, kebiasaan saling mengajak kemanapun meski hanya untuk sekedar menemani, sampai kebiasaan untuk saling bercerita tentang kehidupan pribadi... dan urusan hati.

Kebiasaan itu yang pada akhirnya berubah menjadi suatu kebutuhan. Banyak yang bingung membedakan antara cinta, atau sekedar butuh. Kadang kita nggak sadar, saat semakin jauh menjalani, dari sekedar kebiasaan akan berubah menjadi suatu kebutuhan, sampai akhirnya... menjadi cinta.
Ada yang bilang, cinta adalah candu. Tapi di kenyataannya, mungkin kebutuhan-lah yang lebih mampu menjadi candu.
Kebutuhan akan seseorang biasanya membuat kita menunggu, merasakan rindu, termasuk mengacuhkan perasaan cinta yang mulai tumbuh. Karena, kadang kita nggak peduli tentang cinta itu sendiri, disaat rasa candu akan kebutuhan telah menjadi sesuatu yang lebih menarik. 

Normally, kedekatan yang berujung kenyamanan akan membuat kita kecanduan. Kecanduan perhatian, canda tawa, sisi memanjakan-dimanjakan, sampai pada kecanduan untuk kembali pada sesuatu yang biasa disebut : rumah. 

Semuanya akan makin sulit untuk dibedakan saat kita sudah terlalu jauh. Saat kita merasa bahwa dengan kebersamaan, semua akan lebih baik. Saat kita nggak bisa menahan diri untuk melewatkan sehari tanpa saling memberi kabar. Termasuk saat kita mulai menolak kemungkinan untuk menerima orang lain, hanya demi menjaga hati.

Lalu semakin lama, rasa candu itu semakin menguat. Membuat kita lupa bahwa suatu saat, kecanduan akan menjadi sesuatu yang sulit dilepaskan. Membuat kita percaya bahwa, suatu hari kedekatan, kecanduan, dan mungkin "cinta", akan menemukan jalannya sendiri. Membuat kita (berani) mengambil resiko untuk menikmati setiap detik kebersamaan secara perlahan, dengan setiap harapan terbaik untuk masa depan.

Continue reading Addicted to You